This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Fand Blog - ir-fandd.blogspot.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Fand Blog - ir-fandd.blogspot.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Fand Blog - ir-fandd.blogspot.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Fand Blog - ir-fandd.blogspot.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Fand Blog - ir-fandd.blogspot.com.

Sunday, September 30, 2012

Redhat

Pada tahun 1969, Ken Thompson dan Dennis Ritchie (juga adalah developer bahasa C), para peneliti di AT&T Bell Laboratorium Amerika, membuat sistem operasi UNIX, cikal bakal dari Linux. UNIX mendapatkan perhatian besar karena merupakan sistem operasi pertama yang dibuat bukan oleh hardware maker. Selain itu juga karena seluruh source code-nya dibuat dengan bahasa C, sehingga mempermudah pemindahannya ke berbagai platform.

Dalam waktu singkat UNIX berkembang secara pesat dan terpecah dalam dua aliran: UNIX yang dikembangkan oleh Universitas Berkeley dan yang dikembangkan oleh AT&T. Setelah itu mulai banyak perusahaan yang melibatkan diri, dan terjadilah persaingan yang melibatkan banyak perusahaan untuk memegang kontrol dalam bidang sistem operasi. Persaingan ini menyebabkan perlu adanya standarisasi. Dari sini lahirlah proyek POSIX yang dimotori oleh IEEE (The Institute of Electrical and Electronics Engineers) yang bertujuan untuk menetapkan spesifikasi standar UNIX. Akan tetapi, standarisasi ini tidak meredakan persaingan. Sejak saat itu, muncul berbagai macam jenis UNIX.

Salah satu diantaranya adalah MINIX yang dibuat oleh A. S. Tanenbaum untuk tujuan pendidikan. Source code MINIX inilah yang oleh Linus Torvalds, seorang mahasiswa Universitas Helsinki pada waktu itu, kemudian dijadikan sebagai referensi untuk membuat sistem operasi baru yang gratis dan yang source codenya bisa diakses oleh umum. Sistem operasi ini kemudian diberi nama Linux. Dalam membangun Linux, Linus menggunakan tool-tool dari Free Foundation Software yang berlisensi GNU. Kemudian untuk menjadikan Linux sebuah sistem operasi yang utuh, dia memasukkan program-program yang juga berlisensi GNU.

Awalnya Linus membuat Linux sendiri sebagai hobi, karena ia ingin menjalankan sistem operasi semacam UNIX dalam komputer 386-nya. Dari hasil kerjanya lahirlah Linux versi 0.01, yang sebenarnya masih belum bisa disebut sebuah sistem operasi. Setelah mengalami perbaikan, jadilah Linux versi 0.02, yang notabene adalah Linux resmi versi pertama yang diumumkan pada publik. Linus mengumumkan source code Linux pada tanggal 5 Oktober 1991. Saat itu Linux sudah dapat menjalankan shell bash, gcc compiler, GNU make, GNU sed, compress dll. Proyek Linux ini mendapatkan perhatian dari para programer di seluruh dunia yang kemudian turut berpartisipasi membangun Linux. Perkembangan Linux berlangsung dengan sangat pesat hingga saat ini. Versi terbaru dari kernel Linux dapat anda check pada situs http://www.kernel.org [1].
Saat ini hanya pembangunan kernel Linux saja yang masih dikontrol oleh Linus sendiri. Sedangkan bagian lain dari sistem operasi Linux telah dikembangkan oleh banyak pihak. Oleh karenanya sekarang kita dapat melihat berbagai macam distro (distribusi, jenis) Linux yang jumlahnya ratusan jenis. Salah satu distro yang terkenal adalah RedHat. Selain itu ada juga distribusi Slackware dan Debian yang memiliki ciri khasnya masing-masing. Linux juga diadaptasi ke banyak bahasa seperti misalnya Linux Trustix Merdeka di Indonesia, Vine Linux di Jepang, RedFlag Linux di Cina, dll.

Perkembangan yang pesat ini tidak terlepas dari jasa proyek GNU yang menyediakan program-program bermutu yang gratis dan esensial dalam Linux, seperti shell program, compiler, XFree, GNOME desktop, dll. Boleh dikatakan Linux ada saat ini berkat budaya open source dan fenomena Linux ini pula salah satu bukti kehebatan dari budaya open source.

Backtrack

Sejarah Singkat Backtrack

Backtrack di buat oleh Mati Aharoni yang merupakan konsultan security dari Israel dan max mosser jadi merupakan kolaborasi komunitas, backtrack sendiri merupakan merge dari whax yang mana whax ini adalah salah satu distro linux yang digunakan untuk test keamanan yang asal dari whax sendiri dari knoppix. Ketika knoppix mencapai versi 3.0 maka dinamakan dengan whax. Dengan whax kita bisa melakukan test security dari berbagai jaringan dimana saja.

Max mosser merupakan auditor security collection yang mengkhususkan dirinya untuk melakukan penetrasi keamanan linux, gabungan dari auditor dan whax ini sendiri menghasilkan 300 tool yang digunakan untuk testing security jaringan. Auditor security collection juga terdapat pada knoppix.

Fitur Backtrack
 
Diantara beberapa tool yang terdapat dalam Backtrack :

1. Metasploit Integration
2. RFMON wireless drivers
3. Kismet
4. Nmap
5. Ettercap
6. Wireshark (dulu di kenal dengan sebagai Ethereal)
7. Enumeration
8. Exploit Archives
9. Scanners
10. Password Attacks
11. Fuzzers
12. Spoofing
13. Sniffers
14. Tunneling
15. Wireless Tools
16. Bluetooth
17. Cisco Tools
18. Database Tools
19. Forensic Tools
20. BackTrack Service
21. Reversing
22. Misc


Tapi disamping tool jaringan, backtrack memasukkan mozilla, pidgin, k3b, xmms, dll.
kurang lebihnya seperti itulah sejarah singkat dari backtrack

Blankon

Kata “Linux” saat ini semakin banyak didengar oleh pecinta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Saat ini, Linux telah menjadi sistem operasi alternatif yang banyak digunakan berbagai kalangan, seperti kalangan bisnis, pendidikan, dan pemerintahan. Hal ini disebabkan karena Linux bersifat terbuka dan merdeka. Siapapun bisa mengembangkannya dan menggunakannya secara bebas.

Linux memiliki berbagai varian yang tiap varian memiliki “rasa” yang berbeda-beda. Varian-varian ini disebut dengan distribusi Linux atau lebih dikenal dengan istilah Distro Linux. Distro Linux saat ini berjumlah ratusan dan jumlahnya akan semakin bertambah karena sifat Linux yang terbuka. Distro Linux juga bisa dimodifikasi untuk membuat sebuah Distro Linux baru yang disebut dengan Distro turunan.

Distro Linux yang akan dibahas pada buku ini adalah BlankOn Linux versi 5.0 dengan nama kode “Nanggar” yang merupakan Distro Linux buatan anak bangsa yang diturunkan dari Distro Linux Ubuntu. Kelebihan Distro BlankOn daripada Distro Linux lainnya adalah penggunaan Bahasa Indonesia pada antarmukanya serta temanya memiliki ciri khas Indonesia, sehingga sangat cocok untuk digunakan bagi orang Indonesia.

BlankOn Linux merupakan salah satu distro Linux yang berisikan piranti lunak (software) yang dapat digunakan untuk keperluan desktop, laptop, dan workstation.

BlankOn Linux diturunkan dari sebuah distro Linux yang sangat terkenal akan kemudahan pengunaannya, yaitu Ubuntu. Dengan dipadukan oleh berbagai pernak–pernik khas Indonesia, Distro ini sangat cocok digunakan untuk pengguna komputer di Indonesia. BlankOn Linux dikembangkan oleh Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI) bersama Komunitas Ubuntu Indonesia. Pengembangan BlankOn dilakukan secara terbuka dan gotong royong, sehingga siapa saja bisa turut berkontribusi untuk mengembangkan BlankOn agar menjadi lebih baik. BlankOn Linux juga bisa didapatkan oleh siapa saja tanpa perlu membayar untuk mengunduhnya. Bahkan, Anda bisa mendistribusikannya dan membagi-baginya secara bebas tanpa batas kepada siapa saja.

Tujuan dari pengembangan BlankOn Linux adalah menghasilkan Distro Linux yang sesuai dengan kebutuhan pengguna komputer umum di Indonesia, khususnya untuk kebutuhan pendidikan, perkantoran dan pemerintahan. Tidak seperti Distro Linux lainnya, di dalam CD BlankOn Linux sudah tersedia dukungan dari format multimedia tertutup seperti MP3, DVD, dsb. Selain itu, BlankOn Linux juga ditujukan sebagai alternatif sistem operasi komputer yang saat ini pangsa pasarnya dikuasai oleh sistem operasi Microsoft Windows.
Selain itu, BlankOn juga diharapkan dapat menjadi motor penggerak atau motivator bangsa Indonesia untuk menggunakan dan mengembangkan piranti lunak berlisensi bebas dan terbuka.
BlankOn Minimalis adalah salah satu varian dari distribusi BlankOn Linux yang dibuat khusus untuk berjalan dengan ringan pada PC lama dengan minimal RAM 128 MB.

Yang sudah dilakukan saat ini untuk minimalis adalah dengan menghilangkan beberapa applet yang tidak terlalu dibutuhkan untuk PC lama, memasang aplikasi yang ringan untuk perkantoran dan internet, konfigurasi gconf, dan artwork yang mendukung RAM yang kecil.

Sejarah BlankOn
 
Nama BlankOn berasal dari nama penutup kepala beberapa suku/budaya yang ada di Indonesia, antara lain suku Jawa, suku Sunda, dan daerah lainnya. Dari asal kata tersebut, BlankOn diharapkan menjadi penutup atau pelindung dari ketergantungan dengan piranti lunak tertutup.

Selain itu, nama BlankOn juga bisa diartikan menjadi Blank (angka biner 0) dan On (angka biner BlankOn diharapkan menjadikan orang yang belum sadar menjadi sadar bahwa Linux bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan keterampilan dalam bidang Teknologi Informasi.

BlankOn Linux pertama kali dikembangkan oleh YPLI pada tahun 2004 dengan nama kode “Bianglala”. Pada saat itu, BlankOn merupakan turunan dari distro Fedora Core 3. Namun, rilis BlankOn pada saat itu berakhir sampai versi 1.1 dan akhirnya mati suri.

Beberapa tahun kemudian, yaitu pada tahun 2007, pengembangan BlankOn Linux mulai dibangkitkan kembali oleh YPLI. BlankOn Linux yang sebelumnya diturunkan dari Fedora Core kini diganti menjadi Ubuntu. BlankOn Linux direncanakan akan dirilis sesuai dengan siklus rilis Ubuntu, yaitu setiap 6 bulan sekali atau 2 kali setahun. Setiap rilis BlankOn Linux akan diberi tema dan ciri khas yang berbeda sesuai dengan budaya yang ada di Indonesia.

Akhirnya, pada akhir tahun 2007, BlankOn Linux versi 2.0 dirilis dengan nama kode “Konde”. Versi ini diturunkan dari Ubuntu versi 7.10. Kemudian, pada pertengahan tahun 2008, BlankOn Linux versi 3.0 dirilis dengan nama kode “Lontara”. Versi yang berbasis Ubuntu 8.04 LTS ini menggunakan tema khas Sulawesi Selatan, terlihat dari pengunaan karya seni Kapal Pinisi pada gambar latar belakangnya. Anda juga dapat menulis aksara Lontara' yang merupakan aksara khas suku Bugis.

Pada bulan November 2008, BlankOn Linux 4.0 dirilis dengan nama kode “Meuligoe”. Ciri khas yang digunakan pada versi ini adalah Aceh, dengan warna dominan hijau. Pada rilis ini, Logo BlankOn diganti sehingga lebih modern. Versi ini dibuat berbasis Ubuntu versi 8.10. Rilis terakhir pada saat buku ini ditulis adalah BlankOn Linux 5.0, dengan nama kode “Nanggar”. Versi ini berbasis Ubuntu 9.04.


BlankOn adalah distro Linux yang dikembangkan oleh Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI) secara terbuka dan gotong-royong bersama komunitas Linux lainnya di Indonesia. BlankOn 2.0 Konde yang berbasis distro Linux Ubuntu 7.10 Gutsy Gibbon ini dikembangkan YPLI bersama komunitas Ubuntu Indonesia. BlankOn versi sebelumnya (1.0 dan 1.1) berbasis distro Fedora.
Selain itu, BlankOn juga tutup kepala khas beberapa suku/budaya di Indonesia, antara lain suku Jawa (sebagian besar berasal dari provinsi Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur), suku Sunda (sebagian besar berasal dari provinsi Jawa Barat dan Banten), suku Madura, suku Bali, dan lain-lain.
BlankOn berarti blank (bilangan biner 0) dan on (bilangan biner 1) atau topi digital (modern) dengan tampilan klasik (kuno). Arti lain kata BlankOn adalah perubahan dari blank (kosong) menjadi on (menyala atau berisi).

Arti filosofi BlankOn adalah harapan agar pengguna distro BlankOn berubah dari belum sadar (kosong) menjadi sadar (berisi) bahwa ada Linux yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan skill di bidang TI, martabat, dan kemandirian bangsa Indonesia.

Tujuan
 
Tujuan pengembangan distro Linux BlankOn adalah menghasilkan distro Linux yang sesuai dengan kebutuhan pengguna komputer umum di Indonesia, khususnya untuk dunia pendidikan, perkantoran, dan pemerintahan. BlankOn 2.0 mendukung multimedia seperti mp3, vcd, dan dvd, serta memiliki thema atau tampilan grafis yang khas Indonesia. Pengembangan BlankOn akan terus dilakukan secara terbuka dalam forum publik. Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan rilis BlankOn satu hingga dua kali setahun.
BlankOn adalah tutup kepala khas beberapa suku/budaya di Indonesia, antara lain suku Jawa (sebagian besar berasal dari provinsi Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur), suku Sunda (sebagian besar berasal dari provinsi Jawa Barat dan Banten), suku Madura, suku Bali, dan lain-lain.
BlankOn juga berarti blank (bilangan biner 0) dan on (bilangan biner 1) atau topi digital (modern) dengan tampilan klasik (kuno), Arti lain kata BlankOn adalah perubahan dari blank (kosong) menjadi on (menyala atau berisi).
Arti filosofi BlankOn adalah harapan agar pengguna distro BlankOn berubah dari belum sadar (kosong) menjadi sadar (berisi) bahwa ada Linux yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan skill di bidang TI, martabat, dan kemandirian bangsa Indonesia.
BlankOn diharapkan menjadi penggerak (activator) atau meningkatkan motivasi masyarakat Indonesia untuk menggunakan dan mengembangkan Linux dan FOSS lainnya. BlankOn juga sebagai pelindung (tutup kepala) dari ketergantungan terhadap software proprietary.

BlankOn 1.0
Nama kode : Bianglala

BlankOn 2.0
Nama kode : Konde Dirilis 15 November 2007

BlankOn 3.0
 
Pada tanggal 27 april 2008 Yayasan Penggerak Linux Indonesia (YPLI) dan Komunitas Ubuntu Indonesia melepas distribusi BlankOn Linux versi 3.0 yang diberi nama Lontara. Dengan menghadirkan filosofi, kemudahan, dan kehandalan yang ditawarkan Ubuntu Linux sebagai distribusi aslinya, BlankOn Linux Lontara dikembangkan dengan menggunakan Ubuntu Hardy Heron (versi 8.04) sebagai basis utamanya secara terbuka dan bersama-sama untuk menghasilkan distro Linux khas Indonesia, khususnya untuk dunia pendidikan, perkantoran dan pemerintahan. 

Fitur-fitur utamanya di antara lain adalah kesiapan multimedia (mampu memutar DVD/mp3 dan beragam format proprietari lainnya) dan tersedianya aplikasi keuangan.

“Lontara sudah lebih matang, kaya dan indah dibanding rilis-rilis sebelumnya. Sudah tidak ada alasan bagi instansi-instansi pemerintah untuk tetap menggunakan perangkat lunak tertutup dan berbayar”, ujar Farhan Perdana yang mengomandoi proyek BlankOn 3.0 ini.

Edisi Lontara kali ini selain menampilkan fitur uniknya, yaitu membuat penggunanya dapat menulis dan membaca dalam aksara tradisional Lontara’ yang digunakan di Sulawesi, juga dibuat dalam dua varian utama, yaitu versi Standar yang ditujukan untuk komputer-komputer modern dan versi Minimalis, yang ditujukan untuk komputer-komputer jenis lama yang masih banyak digunakan di Indonesia. Dalam versi Minimalis, telah terinstal pula uji coba program peramban Wikipedia tanpa perlu terkoneksi ke Internet yang diberi nama Daluang. Walau belum berfungsi penuh (hanya fungsi pencarian dan penampilan artikel yang baru dapat dinikmati), Daluang diharapkan dapat segera dicoba dan memperoleh masukan dari masyarakat.

BlankOn Linux Lontara menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama yang digunakan pada antarmukanya, dan diharapkan dapat menjadi alat sosialisasi istilah-istilah bidang komputer pada Bahasa Indonesia yang selama ini dianggap aneh dan membingungkan.

Muhammad Takdir, salah seorang pengembang BlankOn 3.0 berkomentar: “Diharapkan dengan rilisnya BlankOn linux Lontara ini dengan segala kemudahan dan keunggulannya bisa semakin meningkatkan semangat dan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pemanfaatan perangkat lunak yang bebas dan terbuka terutama di dunia pendidikan.”

BlankOn Linux Lontara juga dikembangkan dengan maksud sebagai pelatihan bagi para pengembang dalam negeri dalam hal kolaborasi online dan pengembangan produk perangkat lunak bebas/terbuka, yang mana proses pengembangannya total dilakukan secara online menggunakan jalur situs web, milis dan kanal #blankon di server IRC irc.freenode.net.

Jika selama ini orang mengenal operating system semacam Windows buatan Microsoft atau Linux yang berskala internasional, maka Indonesia pun ternyata sudah memilikinya. Ini murni operating system lokal. Di samping gratis, dahi pengguna komputer nantinya juga tidak perlu berkerut memahami berbagai instruksi yang menyulitkan karena sepenuhnya telah menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa setempat lainnya. Ini dibuktikan pada Yayasan Penggerak Linux Indonesia atau YPLI yang tengah mengembangkan operating system berbasis Linux bernama BlankOn Lontara. Karena berbasis lokal, bahasa di dalam perangkat lunak itu tentu menggunakan bahasa Indonesia. "Nama Lontara memang sangat melekat dengan masyarakat Bugis- Makassar. Memang, salah satu tujuan distribusi operating system ini dapat mengusung unsur kebudayaan Sulawesi Selatan. BlankOn Lontara sama halnya dengan operating system lain seperti Windows dan MacOS. BlankOn Lontara juga digunakan untuk mendukung kegiatan komputasi pribadi. Operating system ini bersifat free open source alias tidak memungut biaya untuk dimanfaatkan serta siapa saja bisa mengembangkankannya karena source code-nya tidak dirahasiakan.

Gambaran Umum
• Menggunakan basis Ubuntu 8.04 dengan ribuan perangkat lunak yang tersedia pada repositori dalam jaringan.
• Linux kernel 2.6.24, GNOME 2.22, GIMP, Inkscape, Gnucash dan masih banyak lagi.
• Antarmuka pengguna yang menggunakan Bahasa Indonesia.
• Dukungan multimedia yang lebih baik, Anda dapat langsung memutar mp3 dan DVD sesaat selesai menginstal BlankOn 3.0.
• Tema dan tampilan grafis yang khas Indonesia.
Versi Standar
• OpenOffice.org 2.4
• Perambah web Firefox 3
• Program surat elektronik Evolution
Versi Minimalis
• Abiword dan Gnumeric untuk aplikasi perkantoran
• Peramban web Epiphany
• Program surat elektronik Thunderbird
• Program peramban Wikipedia tanpa jaringan Daluang (tahap ujicoba).
Kebutuhan perangkat keras
Untuk instalasi Standar dibutuhkan RAM minimal sebesar 256 MB dan untuk minimalis 128 MB. Semakin besar RAM yang tersedia, semakin cepat proses instalasi.

BlankOn 4.0
 
Nama kode : Meuligoe Dirilis 15 November 2008
BlankOn 4.0 Meuligoe yang menggunakan kata Meuligoe sebagai nama kodenya, dibuat dengan menggunakan Ubuntu Intrepid Ibex (8.10) sebagai basis utamanya.
Kata Meuligoe (cara baca: meu-ligo) berdasarkan kutipan resmi Kamus Bahasa Aceh merupakan tempat kediaman, atau bangunan tambahan yang terdapat pada bangunan utama, yang biasanya terdapat di bagian paling depan dari sebuah bangunan (teras) tanpa dinding dengan tiang pilar yang banyak, yang fungsi utamanya untuk memuliakan tamu yang berkunjung, dan juga bisa digunakan sebagai tempat bertukar pikiran (Sumber: Bukhari Daud dan Mark Curie). Meuligoe kadang juga bisa diartikan sebagai istana. Namun ada juga yang mengistilahkan Meuligoe sebagai pendopo. Dari sumber yang bisa dipercaya mengatakan Meuligoe itu memiliki arti mahligai, dipakai sebagai sebutan untuk Istana Aceh (Meuligoe Aceh), yang sebelumnya disebut Darut Donya.
BlankOn 4.0 Meuligoe memiliki dua varian untuk dapat menjangkau pengguna komputer dari tipe mutakhir hingga para pengguna komputer lama yang memiliki keterbatasan. Varian-varian tersebut diberi nama Standar dan Minimalis. BlankOn 4.0 Meuligoe memiliki dua alternatif instalasi yaitu Live CD dan alternate (instalasi dalam mode teks).

Fitur BlankOn 4.0
Umum :
• Menggunakan basis Ubuntu 8.10 dengan ribuan perangkat lunak yang tersedia pada repositori dalam jaringan.
• Linux kernel 2.6.27, GNOME 2.24, GIMP, Inkscape, Gnucash dan masih banyak lagi.
• Antarmuka pengguna yang menggunakan Bahasa Indonesia.
• Dukungan multimedia yang lebih baik, Anda dapat langsung memutar mp3 dan DVD sesaat selesai menginstal BlankOn 4.0.
• Tema dan tampilan grafis yang khas Indonesia.
• Menggunakan memori swap virtual dengan modul kernel compcache yang memungkinkan LiveCD berjalan mulus walau RAM terbatas
Versi Standar
• OpenOffice.org 2.4
• Peramban web Firefox 3
• Program surat elektronik Evolution
Versi Minimalis
• Abiword dan Gnumeric untuk aplikasi perkantoran
• Peramban web Epiphany
• Program surat elektronik Thunderbird
• Program peramban Wikipedia tanpa jaringan Daluang (tahap ujicoba).

BlankOn 5.0
 
Nama kode : Nanggar - Dirilis 16 Juni 2009
Beberapa fitur khas baru yang dibawa oleh Nanggar di antaranya adalah Desktop Berkonteks yang dikembangkan oleh Tim Pengembang BlankOn, yang mampu mengganti tema serta gambar latar desktop sesuai jam komputer atau kondisi cuaca yang sedang berlaku saat itu.
Fitur khas lain pada BlankOn Nanggar adalah edisi terkini proyek Aksara Nusantara yang memersembahkan kemampuan menulis dan menayangkan teks dalam aksara Batak Toba.

Fitur BlankOn Nanggar:
• Desktop Berkonteks + GNOME 2.26
• Program Perkantoran: OpenOffice 3.0.1, GNUCash
• GIMP 2.6.6
• Inkscape 0.46
• Peramban Web Firefox 3.0
• Kernel 2.6.28
Fitur BlankOn Nanggar Minimalis:
• Desktop LXDE 0.3.2.1
• Program Perkantoran: AbiWord 2.6.6, GNUmeric 1.8.4, GNUCash 2.2.6
• GIMP 2.6.6
• Inkscape 0.46
• Peramban Web Epiphany 2.26
• Kernel 2.6.28

BlankOn 6.0 (Ombilin)
 
Secara resmi Tim Pengembang BlankOn menerbitkan BlankOn 6.0. Ada beberapa hal yang baru di Beta, yaitu :
- Mendukung arsitektur BlankOn Ombilin amd64
- Tema Baru (ombilin-theme)
- Repository BlankOn Ombilin menggunakan main restricted extras extras-restricted
Untuk Rilis Kandidat Ombilin setelah Rilis Beta Ombilin, target Tim pengembang adalah :
- Meningkatkan kadar terjemahan Indonesia
- Memperbaiki beberapa masalah yang masih terjadi

Debian

Debian pertama kali diperkenalkan oleh Ian Murdock, seorang mahasiswa dari Universitas Purdue, Amerika Serikat, pada tanggal 16 Agustus 1993. Nama Debian berasal dari kombinasi nama Ian dengan mantan-kekasihnya Debra Lynn: Deb dan Ian.

Pada awalnya, Ian memulainya dengan memodifikasi distribusi SLS (Softlanding Linux System). Namun, ia tidak puas dengan SLS yang telah dimodifikasi olehnya sehingga ia berpendapat bahwa lebih baik membangun sistem (distribusi Linux) dari nol (Dalam hal ini, Patrick Volkerding juga berusaha memodifikasi SLS. Ia berhasil dan distribusinya dikenal sebagai “Slackware”).

Proyek Debian tumbuh lambat pada awalnya dan merilis versi 0.9x di tahun 1994 dan 1995. Pengalihan arsitektur ke selain i386 dimulai ditahun 1995. Versi 1.x dimulai tahun 1996.

Ditahun 1996, Bruce Perens menggantikan Ian Murdoch sebagai Pemimpin Proyek. Dalam tahun yang sama pengembang debian Ean Schuessler, berinisiatif untuk membentuk Debian Social Contract dan Debian Free Software Guidelines, memberikan standar dasar komitmen untuk pengembangan distribusi debian. Dia juga membentuk organisasi “Software in Public Interest” untuk menaungi debian secara legal dan hukum.

Di akhir tahun 2000, proyek debian melakukan perubahan dalam archive dan managemen rilis. Serta di tahun yang sama para pengembang memulai konferensi dan workshop tahunan “debconf”.

Di April 8, 2007, Debian GNU/Linux 4.0 dirilis dengan nama kode “Etch”. Rilis versi terbaru Debian, 2009, diberi nama kode “Lenny”. deb adalah perpanjangan dari paket perangkat lunak Debian format dan nama yang paling sering digunakan untuk paket-paket binari seperti itu.

Paket debian adalah standar Unix pada arsip yang mencakup dua gzip, tar bzipped atau lzmaed arsip: salah satu yang memegang kendali informasi dan lain yang berisi data. Program kanonik untuk menangani paket-paket tersebut adalah dpkg, paling sering melalui apt/aptitude.

Beberapa paket Debian inti tersedia sebagai udebs (“mikro deb”), dan biasanya hanya digunakan untuk bootstrap instalasi Linux Debian. Meskipun file tersebut menggunakan ekstensi nama file udeb, mereka mematuhi spesifikasi struktur yang sama seperti biasa deb. Namun, tidak seperti rekan-rekan mereka deb, hanya berisi paket-paket udeb fungsional penting file. Secara khusus, file dokumentasi biasanya dihilangkan. udeb paket tidak dapat diinstal pada sistem Debian standar.

Paket debian juga digunakan dalam distribusi berbasis pada Debian, seperti Ubuntu dan lain-lain. Saat ini telah terdapat puluhan distribusi Linux yang berbasis kepada debian, salah satu yang paling menonjol dan menjadi fenomena adalah Ubuntu.

Proyek Debian merupakan organisasi sukarela dengan tiga dokumen yang menjadi fondasi:
  • Kontrak Sosial Debian (The Debian Social Contract) mendefinisikan kumpulan prinsip dasar yang harus dipatuhi oleh proyek berikut para pengembangnya.
  • Panduan Debian Perangkat Bebas (The Debian Free Software Guidelines]] mendefinisikan kriteria untuk perangkat lunak bebas dan perangkat lunak yang diizinkan dimuat dalam distribusi, seperti mengacu pada Kontrak Sosial. Panduan ini telah diadopsi menjadi basis dari Definisi Perangkat Lunak Terbuka (Open Source Definition). Walaupun bisa dianggap sebagai dokumen terpisah untuk berbagai tujuan, secara formal merupakan bagian dari Kontrak Sosial.
  • Konstitusi Debian menjelaskan struktur organisasi untuk pembuatan keputusan formal dalam proyek dan menerangkan wewenang dan tanggung jawab dari Pemimpin Proyek Debian, Sekretaris Proyek Debian dan Pengembang Debian pada umumnya.
Pemimpin Proyek Debian (The Debian Project Leader (DPL)) adalah orang-orang yang ada di depan publik dan menjadi penentu arah dari proyek. Proyek Debian telah memiliki pemimpin sebagai berikut:
  • Ian Murdock (Agustus 1993 – Maret 1996), pendiri dari Proyek Debian
  • Bruce Perens (April 1996 – Desember 1997)
  • Ian Jackson (Januari 1998 – Desember 1998)
  • Wichert Akkerman (Januari 1999 – Maret 2001)
  • Ben Collins (April 2001 – April 2002)
  • Bdale Garbee (April 2002 – April 2003)
  • Martin Michlmayr (March 2003 – March 2005)
  • Branden Robinson (April 2005 – April 2006)
  • Anthony Towns (April 2006 – April 2007)
  • Sam Hocevar (April 2007 – April 2008)
  • Steve McIntyre (April 2008 – April 2010)
  • Stefano Zacchiroli (April 2010 – Sekarang)

Ubuntu

Ubuntu adalah salah satu distribusi Linux yang berbasiskan pada Debian dan memiliki interface desktop. Proyek Ubuntu disponsori oleh Canonical Ltd (perusahaan milik Mark Shuttleworth).

Nama Ubuntu diambil dari nama sebuah konsep ideologi di Afrika Selatan. “Ubuntu” berasal dari bahasa kuno Afrika, yang berarti “rasa perikemanusian terhadap sesama manusia”. Ubuntu juga bisa berarti “aku adalah aku karena keberadaan kita semua”. Tujuan dari distribusi Linux Ubuntu adalah membawa semangat yang terkandung di dalam Ubuntu ke dalam dunia perangkat lunak.
Ubuntu adalah sistem operasi lengkap berbasis Linux, tersedia secara bebas dan mempunyai dukungan baik yang berasal dari komunitas maupun tenaga ahli profesional. Ubuntu sendiri dikembangkan oleh komunitas sukarelawan Ubuntu dan kami mengundang Anda untuk turut serta berpartisipasi mengembangkan Ubuntu.

Komunitas Ubuntu dibentuk berdasarkan gagasan yang terdapat di dalam filosofi Ubuntu: bahwa perangkat lunak harus tersedia dengan bebas biaya, bahwa aplikasi perangkat lunak tersebut harus dapat digunakan dalam bahasa lokal masing-masing dan untuk orang-orang yang mempunyai keterbatasan fisik, dan bahwa pengguna harus mempunyai kebebasan untuk mengubah perangkat lunak sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.

Perihal kebebasan inilah yang membuat Ubuntu berbeda dari perangkat lunak berpemilik (proprietary); bukan hanya peralatan yang Anda butuhkan tersedia secara bebas biaya, tetapi Anda juga mempunyai hak untuk memodifikasi perangkat lunak Anda sampai perangkat lunak tersebut bekerja sesuai dengan yang Anda inginkan.

Berikut ini adalah komitmen publik tim Ubuntu untuk para penggunanya:

* Ubuntu akan selalu bebas dari biaya, maka dari itu tidak akan ada biaya tambahan untuk “edisi enterprise“, kami akan membuat semua pekerjaan terbaik Ubuntu tersedia untuk semua orang dengan istilah Bebas yang sama.
* Ubuntu juga menyediakan dukungan komersial dari ratusan perusahaan di seluruh dunia. Ubuntu dirilis secara tetap dan dapat Anda prediksikan; rilis Ubuntu terbaru tersedia setiap enam bulan. Setiap rilis akan didukung oleh Ubuntu dengan perbaikan pada keamanan dan perbaikan lainnya secara bebas selama sekurangnya 18 bulan.
* Ubuntu akan menyertakan terjemahan dan prasarana aksesibilitas terbaik yang dimiliki oleh komunitas Perangkat Lunak Bebas, hal ini berguna untuk membuat Ubuntu dapat dipergunakan oleh banyak orang. Kami juga bekerja sama dengan seluruh komunitas Perangkat Lunak Bebas dalam hal perbaikan bug dan saling membagi kode.
* Ubuntu berkomitmen secara penuh terhadap prinsip-prinsip dari pengembangan perangkat lunak bebas untuk ini kami mendorong masyarakat untuk menggunakan perangkat lunak bebas dan open source, lalu memperbaikinya dan kemudian menyebarkannya kembali.

Ubuntu cocok digunakan baik untuk desktop maupun server. Ubuntu saat ini mendukung berbagai arsitektur komputer seperti PC (Intel x86), PC 64-bita (AMD64), PowerPC (Apple iBook dan Powerbook, G4 dan G5), Sun UltraSPARC dan T1 (Sun Fire T1000 dan T2000).

Ubuntu menyertakan lebih dari 16.000 buah perangkat lunak, dan untuk instalasi desktop dapat dilakukan dengan menggunakan satu CD saja. Ubuntu menyertakan semua aplikasi standar untuk desktop mulai dari pengolah kata, aplikasi lembar sebar (spreadsheet) hingga aplikasi untuk mengakses internet, perangkat lunak untuk server web, peralatan untuk bahasa pemrograman dan tentu saja beragam permainan.

Fedora

Fedora adalah sistem operasi berbasis Linux yang menampilkan perkembangan terakhir dalam perangkat lunak bebas dan terbuka. Fedora selalu bebas untuk siapa pun untuk menggunakan, merubah, dan menyebarkan. Fedora dibangun oleh banyak orang di seluruh penjuru dunia yang bekerja sama dalam komunitas: Proyek Fedora. Proyek Fedora terbuka dan semua orang boleh bergabung.

Proyek Fedora jauh di depan Anda, memimpin perkembangan isi dan perangkat lunak bebas dan terbuka.

Fedora (sebelumnya bernama Fedora Core, terkadang disebut juga dengan Fedora Linux) adalah sebuah distro Linux berbasis RPM dan yum yang dikembangkan oleh Fedora Project yang didukung oleh komunitas pemrogram serta disponsori oleh Red Hat. Nama Fedora berasal dari karakter fedora yang digunakan di logo Red Hat. Pada rilis 1 sampai 6 distro ini bernama Fedora Core yang kemudian berubah menjadi Fedora pada rilis ke-7.

Tentang Fedora

Apa itu Fedora ? Proyek Fedora adalah kumpulan proyek yang disponsori oleh Red Hat  dan dikembangkan sebagai kerjasama antara komunitas open source dan teknisi Red Hat. Tujuan dari Fedora adalah perkembangan software dan konten yang gratis yang cepat, forum umum, proses yang terbuka, inovasi yang cepat, pemanfaatan, dan transparansi. Semuanya dalam langkah untuk menjadi sistem operasi dan platform terbaik yang bebas.


Sistem operasinya bernama Fedora. Versi terbaru Fedora dirilis dua kali setahun. Fedora bisa didapatkan dengan gratis dan akan tetap seperti itu. Fedora merupakan kombinasi terbaik dari software yang terpercaya dan paling baru yang pernah ada dalam dunia software bebas.


Pokok pemikirannya adalah melakukan apa yang benar. Hal ini dapat diartikan sebagai memberikan software dan konten yang bebas dan terbuka, tanpa biaya, bisa digunakan secara bebas, bisa dimodifikasi, bisa didistribusikan ulang, dan tidak membebani dengan hak paten dari software

Archived